Senin, 03 Desember 2012

Pesawat Sayang, Penumpang Malang


Anda pernah naik pesawat terbang??
Mungkin pernah. Menyenangkan bisa melihat pemandangan dari atas, bisa melihat pramugari yang cantik dan ramah, tapi juga mungkin bisa mendapatkan nasib malang seperti cerita ini, hadeuuhhhhh kok bisa sih kaya gini
Beberapa hari sebelum hari H keberangkatan aku sudah pesen tiket pesawat  terbang Lion Air dari Bandung menuju Surabaya hari senin tanggal 19 November 2012  jam 6.10.
Tepat pada hari H nasib malang terjadi udah hampir jam 05 yang jemput belum datang, dengan sangat terpaksa bawa mobil sendiri ke Bandara dan sambil mikir mikir nih mobil musti nginep 5 hari di parkiran bandara. Yahhhh daripada ketinggalan pesawat mendingan bawa aja toh mobilnya, paling juga beberapa puluh ribu buat parkir, daripada ketinggalan pesawat bisa ilang nih uang lebih dari lima ratus ribu.
Hampir 15 menit menuju bandara, cari tempat parkir dan cepat cepat menuju antrian untuk boarding pass. Untuk penerbangan yang sama antrian ada dua jalur tapi yang melayani cuman satu orang yang duduk di depan komputer dan satu orang berdiri yang membantu mengurus bagasi penumpang (ini sih alamat bakal lama, apalagi saat itu yang antri dihitung hitung mungkin ada kali 30 orang), satu persatu dapat boarding pass, menit demi menit berlalu dan yang luar biasa, petugas boarding pass disaat injuri time malah meninggalkan tempatnya dan menuju loket tiket Lion Air yang ada di depan Bandara, diskusi beberapa saat dengan beberapa rekannya (ga tau diskusi apa, mungkin ngobrolin kerjaan, mungkin juga ngobrolin yang lain – ga kedengeran diskusinya, jauh sih)
Petugas balik lagi ketempat dia kerja, sambil berdiri dia bilang kepada 15 orang penumpang yang masih setia mengantri “maaf bapak ibu sheet tempat duduk pesawat sudah habis, jadi bapak ibu akan dialihkan ke penerbangan yang lain”
Hebat, super dan luar biasa (bingung kan tuh kita kita, kalo ternyata sheet tempat duduk pesawat habis) kok bisa yah?, kan  jual tiket harus menyamakan dengan kapasitas tempat duduk, kenapa yang sudah beli tiket ga dapat tempat duduk di pesawat. Semua penumpang yang ga kebagian tempat duduk dan ga dilayani lagi pada penerbangan itu merasa aneh, bingung, marah, emosi semua campur aduk, tapi setau aku sih ga ada yang sempet bilang Wowwwwww gitu.
Diskusi dengan petugas ga membawa hasil, disuruh menghadap supervisornya juga ga bawa hasil (ya emang ga bawa hasil, orang supervisornya juga bingung tuh mau mutusin gimana).
Para Penumpang hanya dijanjiin akan diangkut ke Surabaya dengan penerbangan Lion Air sekitar jam 16.10 (kalo ini sih aku harus bilang Woooowwwww) lama bangetttt, petugas Lion Air menjanjikan penerbangan maskapai lain yang tercepat. Tanya tanya Air Asia yang brangkat jam 8 lewat dikit, ternyata sudah penuh, tanya lagi Sriwijaya Air yang brangkat hampir sekitar jam 10, sama juga sudah full (hadeuhhhhhh malang nian nasib penumpang ini)
Penumpang makin marah-marah, emosi, kesel (ada juga sih yang tenang-tenang aja). Kesanggupan petugas untuk menerbangkan ke 15 penumpang pake Lion Air jam 16.10 jelas di tolak (iya lah di tolak, kita kita kan ke Surabaya untuk berbisnis, kerja dan hal-hal yang membutuhkan ketepatan waktu, masa iya dialihkan ke sore hari yang beda waktu sekitar 10 jam)
Beberapa penumpang diskusi, beberapa pasrah dan ada yang inisiatif mengusulkan pake  Garuda Indonesia Airways jam 13.30, yahhh akhirnya daripada ga brangkat ke Surabaya ikutan lah pake Garuda Indonesia Airways yang dibayarin Lion Air (Terimakasih GIA, your the best)
Yang bikin heran dari sejak protes tidak berangkat jam 6.10 sampai dengan menunggu pesawat GIA jam 13.35, pihak Lion Air tidak pernah menawarkan para penumpang yang terlantar ini ruangan yang nyaman untuk istirahat, minum juga ga dikasih, makan juga enggak, yang ada cuman bilang maaf dan maaf (bener-bener pelit dan ga punya contingenty plant deh nih maskapai), bisanya cuman jual tiket doang.
Ok deh, makasih Lion Air. Makasih karena emang aku sering naik pesawat ini sampai saat ini. Sampai jumpa dipenerbangan selanjutnya

Kamis, 11 November 2010

Belajar Internal Control melalui kasus sederhana


Contoh kasus yang berhubungan dengan pengendalian intern:
Suatu hari ada seorang nasabah giro datang ke teller sebuah bank untuk menyetorkan pembayaran uang, uang tersebut diterima oleh petugas teller
Sesuai dengan tugasnya, teller menandatangani dan memberikan stempel pada slip setoran tunai. Tidak seperti biasanya, kali ini teller tidak menginput setoran tersebut dalam system dengan demikian tidak ada validasi dalam slip setoran tunai.  slip setoran tunai diserahkan kembali kepada penyetor sebagai bukti penerimaan uang, sedangkan copynya di simpan di meja teller beserta uangnya. Pada suatu kesempatan teller memasukan copy slip setoran tunai besertan uang yang telah diterima ke dalam tas pribadi yang dia bawa tanpa diketahui oleh siapapun, termasuk Pimpinannya, karena meja Pimpinan teller tersebut tidak menyatu dengan ruangan teller.
Pada sore hari (penutupan transaksi) teller melakukan rekonsiliasi antara kas masuk dan kas keluar dibandingkan dengan print out yang dihasilkan oleh system dan dibandingkan dengan saldo kas serta dengan bukti transaksi yang ada disaksikan oleh Pimpinan teller, dan hasilnya tentu saja cocok
Kenapa cocok, karena setoran tunai yang dia terima, baik uang tunai maupun slip setoran tunai dia masukan kedalam tas pribadinya dan tidak di input kedalam system.
Beberapa tahun kemudian ada komplain dari Nasabah, bahwa ada beberapa setoran-setoran yang telah dia setorkan namun tidak tercantum dalam rekening koran periode setoran.
Pertanyaannya adalah:
Apa yang salah dalam kasus tersebut?
Dalam kasus ini, yang salah adalah ada tidak adanya pengendalian intern atau tidak jalannya pengendalian intern.
yang pertama: Teller tidak dilarang membawa tas pribadi ke ruangan teller, sehingga dengan mudah teller menyimpan uang setoran nasabah kedalam tas pribadinya
yang kedua: meja pimpinan tidak berada dalam ruangan yang sama dengan teller, tapi untuk hal ini tidak mutlak benar, karena bisa saja teller memanfaatkan kesempatan pada saat Pimpinan lengah
yang ketiga: dalam ruangan teller tidak ada CCTV atau kalaupun ada CCTV, CCTV nya tidak pernah di pantau (tidak ada pemutaran CCTV secara periodik, untuk melihat operasional)
yang keempat: nasabah tidak melakukan rekonsiliasi secara periodik (sebulan sekali) sehingga nasabah mengetahui adanya setoran yang tidak tercantum dalam rekening koran setelah satu tahun berlalu.
yang kelima: Pimpinan teller tidak setiap saat melakukan kunjungan ke meja teller, sehingga tidak melihat adanya slip setoran dan uang yang berada diatas meja, dimana seharusnya slip setoran menyatu dengan slip setoran lainnya, sedangkan uang harus masuk kedalam kas teller

Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat saja tetapi juga karena kesempatan. Oleh sebab itu jangan pernah memberikan kesempatan kepada siapapun untuk melakukan kejahatan yaitu dengan cara melakukan pengendalian intern secara kontinu

Minggu, 29 Agustus 2010

Memahami Persamaan Akuntansi

Dalam belajar akuntansi sangat penting untuk mengetahui persamaan akuntansi, persamaan akuntansi ini sangat berguna dalam penyusunan laporan keuangan.

Untuk mempelajari persamaan akuntansi ini cobalah anda lihat Belajar Akuntansi Debet dan Kredit pada Blog ini.

Dengan menggunakan transaksi sehari-hari dan sederhana sebagaimana yang diuraikan dalam Belajar Akuntansi Debet dan Kredit, maka kita dapat mempelajari bagaimana caranya mencatat transaksi pada sisi debet dan sisi kredit. Berdasarkan yang telah dipelajari dalam catatan Belajar Akuntansi Debet dan Kredit maka dapat kita bentuk persamaan akuntansinya dengan cara sebagai berikut:

1. Lihatlah posisi positif pada masing-masing unsur akuntansi sebagaimana yang telah dibahas dalam Belajar Akuntansi Debet dan Kredit, yaitu:

- Aset bertambah berada pada posisi debet
- Kewajiban bertambah berada pada posisi kredit
- Ekuitas/Modal bertambah berada pada posisi kredit
- Pendapatan bertambah berada pada posisi kredit
- Biaya/Beban bertambah berada pada posisi debet

2. Dengan melihat tanda positifnya maka dapat kita bentuk persamaan akuntansinya, yaitu unsur akuntansi sisi debet sama dengan unsur akuntansi sisi kredit, dengan persamaan sebagai berikut:

ASET + BIAYA = KEWAJIBAN + MODAL + PENDAPATAN

3. Dalam akuntansi; Aset, Kewajiban dan Modal merupakan komponen Neraca, sedangkan Pendapatan dan Biaya merupakan kelompok Laba (Rugi), atas hal tersebut, maka persamaan akuntansi dapat disederhanakan menjadi

- Kelompok Neraca, dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:

ASET = KEWAJIBAN + MODAL

Dalam persamaan ini dapat disimpulkan bahwa aset yang kita miliki didapat dari pinjaman dan atau dari modal

- Kelompok Laba (Rugi) dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:

LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA

Dalam persamaan ini dapat disimpulkan bahwa apabila Pendapatan lebih besar dari Biaya, maka selisihnya diakui sebagai Laba, jika Pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan Biaya, maka selisihnya akan diakui sebagai Rugi

4. Hubungan Neraca dengan Laba (Rugi)

Laporan laba (rugi) merupakan transaksi yang dilakukan untuk satu periode tertentu dan hasil dari laba (rugi) akan mempengaruhi modal yang dimiliki.

Hal ini berarti jika kita mengalami laba maka modal yang kita miliki akan bertambah sebesar laba yang diperoleh, sedangkan jika mengalami kerugian maka secara otomatis modal yang kita miliki akan berkurang sebesar kerugian. Dengan demikian persamaan akuntansi untuk modal adalah sebagai berikut

MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)

Kesimpulan:

Persamaan akuntansi Laba (Rugi) adalah sebagai berikut:
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA

Persamaan akuntansi untuk Modal adalah sebagai berikut:
MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)

Persamaan akuntansi untuk Neraca adalah sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + MODAL




Posting oleh
Kalmet
Management Accounting bank bjb


Kamis, 26 Agustus 2010

Belajar Akuntansi Debet dan Kredit

Seringkali kita belajar akuntansi dimulai dari Debet dan Kredit tanpa tahu transaksi apa yang akan di debet dan di kredit, Untuk memahami konsep debet dan kredit sebaiknya dimulai dari ilustrasi transaksi sehari-hari pada diri sendiri.

Untuk memahami konsep debet dan kredit, yang harus kita lakukan adalah:

1. Pertama-tama kita harus mengetahui bahwa transaksi dari akuntansi hanya melibatkan 5 (lima) unsur transaksi, yaitu Aset (harta), Kewajiban (utang), Ekuitas/Modal (capital), Pendapatan dan Biaya/Beban.

Dalam memahami pengertian atau definisi atas kelima unsur transaksi tersebut, cobalah dengan menggunakan pengertian sendiri jika definisi atau pendapat yang dikemukakan dari para ahli dalam teori akuntansi cukup membingungkan. Untuk definisi kelima unsur tersebut, saya coba mendefiniskan secara sederhana definisi dari kelima unsur akuntansi sebagai berikut:

  • Aset adalah semua kekayaan yang kita miliki, baik yang ada pada diri sendiri maupun tagihan pada pihak lain, aset yang kita miliki dapat berasal dari usaha sendiri ataupun pinjaman dari pihak lain tidak termasuk aset dari sewa
  • Kewajiban adalah suatu komitmen kita untuk membayar kepada pihak lain sebagai akibat pinjaman yang kita terima
  • Modal adalah penyertaan atau pemberian dari diri sendiri atau pihak lain untuk memulai usaha atau dalam rangka menambah usaha.
  • Pendapatan adalah penerimaan atas penyerahan jasa atau barang
  • Biaya/Beban adalah pengeluaran aset atau aset yang akan dikeluarkan sehubungan dengan jasa yang kita terima atau pengeluaran atas kegiatan usaha yang kita lakukan
2. Tanamkan dalam diri kita bahwa dalam akuntansi, setiap transaksi debet harus diikuti oleh transaksi kredit sebagai lawannya

3. Dengan transaksi yang sederhana buatlah konsep debet dan kredit yang terkait dengan 5 (lima) unsur akuntansi, dengan cara sebagai berikut:

a. Contoh 1: Misalnya terdapat penerimaan uang gaji bulan Januari 2010 sebesar Rp 5.000.000,-

Atas transaksi tersebut, cobalah kita pikirkan apa yang kita terima? dan kenapa kita terima?

Yang kita terima adalah uang (kas) sebesar Rp 5.000.000,-

Kemudian tentukanlah uang termasuk bagian dari apa diantara kelima unsur akuntansi diatas

Dengan menggunakan definisi dari kelima unsur akuntansi diatas, kita dapat simpulkan bahwa uang adalah bagian dari Aset atau Harta.

Setelah itu kita harus mengetahui kenapa kita menerima uang?

Jawabannya adalah: Kita menerima uang, karena kita telah memberikan jasa sehingga kita memperoleh penghasilan, Dengan menggunakan definisi dari kelima unsur akuntansi diatas, kita dapat simpulkan bahwa penghasilan dalam transaksi tersebut masuk kedalam unsur pendapatan.

Dalam contoh transaksi diatas, kita bisa nyatakan bahwa "Aset" mengalami penambahan berupa uang, disisi lain "Pendapatan" juga bertambah karena ada jasa yang kita berikan.

Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.

Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Pendapatan, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?

Dalam catatan ini saya akan menentukan untuk debet adalah ASET, dengan demikian yang dicatat sebagai kredit adalah PENDAPATAN

Atas transaksi tersebut kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan pendapatan bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Pendapatan bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT

Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang apabila ingin mempelajari konsep debet dan kredit dalam akuntansi, cobalah tanamkan dalam diri kita bahwa apabila Aset Bertambah maka akan dicatat disebelah debet dan apabila berkurang akan dicatat disebelah kredit. Untuk pendapatan; apabila Pendapatan Bertambah akan dicatat disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.

b. Contoh 2: Misalnya kita ingin membeli kendaraan senilai Rp 100.000.000,-, secara kredit.

Dari transaksi tersebut dapat kita bayangkan apa yang kita terima? dan dengan cara apa kita terima?

Yang kita terima adalah kendaraan, dan berdasarkan kelima unsur akuntansi diatas dapat kita simpulkan bahwa kendaraan merupakan bagian dari Aset

Untuk memiliki kendaraan tersebut kita membeli secara kredit, ini artinya bahwa kita mempunyai utang yang harus dibayar. Utang dalam kelima unsur akuntansi diatas masuk dalam kelompok Kewajiban

Dalam contoh transaksi ini, kita bisa nyatakan bahwa "Aset" mengalami penambahan berupa kendaraan, disisi lain "Kewajiban" juga bertambah karena ada utang yang harus dibayar sebagai akibat kredit kendaraan.

Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.

Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Kewajiban, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?

Seperti sudah ditentukan pada contoh 1 diatas, bahwa ASET apabila bertambah akan dicatat di sebelah DEBET, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa KEWAJIBAN apabila bertambah harus di catat disebelah KREDIT

Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan Kewajiban bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Kewajiban bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT

Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang kita sudah mengetahuai apabila Kewajiban Bertambah akan dicatat disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.

c. Contoh 3; misalnya, kita akan membuka usaha dalam bidang rental komputer, modal yang kita punya hanya berupa satu unit komputer seharga Rp 10.000.000,-

Dari transaksi tersebut dapat kita bayangkan apa yang kita punya untuk membuka usaha rental komputer?

Disini dapat kita jelaskan bahwa yang kita punya untuk menjalankan usaha rental komputer adalah sebuah komputer dan berdasarkan kelima unsur akuntansi diatas dapat kita simpulkan bahwa komputer merupakan bagian dari Aset

Seperti sudah dinyatakan diatas bahwa komputer yang dipakai untuk usaha tersebut adalah milik seseorang yang membuka usaha, dengan kata lain komputer tersebut berupa modal

Dalam contoh transaksi ini, kita bisa nyatakan bahwa "Aset" mengalami penambahan berupa komputer, disisi lain "Modal" juga bertambah karena ada tambahan modal dari pemilik berupa komputer.

Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.

Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Modal, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?

Seperti sudah ditentukan pada contoh 1 dan contoh 2 diatas, bahwa ASET apabila bertambah akan dicatat di sebelah DEBET, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa MODAL apabila bertambah harus di catat disebelah KREDIT

Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan Modal bertambah
o Apabila Aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Modal bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT

Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang kita sudah mengetahuai apabila Modal Bertambah akan dicatat disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.

d. Contoh 4; misalnya, untuk berangkat kerja kita membutuhkan ongkos untuk angkutan umum, katakanlah sebesar Rp 5.000,- perhari

Dari transaksi ini kita dapat simpulkan bahwa untuk berangkat kerja kita harus mengeluarkan uang untuk ongkos angkutan umum sebesar Rp 5.000,- hal ini berarti apabila kita menggunakan jasa angkutan umum maka ada tambahan beban/biaya yang harus dikeluarkan

Sehubungan ada beban/biaya yang harus kita keluarkan untuk jasa angkutan umum, maka terdapat kas/uang yang harus dikeluarkan sebesar Rp 5.000,-

Dari transaksi ini dapat kita nyatakan bahwa Beban/Biaya akan bertambah sebesar Rp 5.000,- sebagai akibat penggunaan jasa angkutan umum, disisi lain kas/uang akan berkurang sebesar Rp 5.000,- yang digunakan untuk pembayaran jasa angkutan umum

Beban/Biaya jasa angkutan umum masuk kedalam kelompok Beban/Biaya, sedangkan kas/uang masuk kedalam kelompok Aset

Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.

Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Beban/Biaya, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?

Seperti sudah diketahui pada contoh 1, contoh 2 dan contoh 3 diatas, bahwa apabila ASET berkurang akan dicatat di sebelah KREDIT, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa BEBAN/BIAYA apabila bertambah harus di catat disebelah DEBET

Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset berkurang dan Beban/Biaya bertambah
o Apabila Aset berkurang maka akan dicatat disebelah KREDIT
o Apabila Beban/Biaya bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET

Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang kita sudah mengetahuai apabila Beban/Biaya Bertambah akan dicatat disebelah DEBET dan apabila berkurang akan dicatat disebelah KREDIT.


Dari ke empat contoh transaksi akuntansi diatas dapat diambil kesimpulan secara umum sebagai berikut:
  • ASET apabila bertambah akan dicatat disebelah Debet dan apabila berkurang akan dicatat disebelah kredit
  • PENDAPATAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
  • KEWAJIBAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
  • MODAL apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
  • BEBAN/BIAYA apabila bertambah akan dicatat disebelah Debet dasn apabila berkurang akan dicatat disebelah Kredit

Demikian Catatan dari Saya untuk konsep Debet dan Kredit dalam Akuntansi

Penulis,
Kalmet Nehru
Group Head Management Accounting - bank bjb
Bandung